BOGOR, TANIFAKTUAL.COM – Bidang Gizi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) melaksanakan rapat kecil untuk memantapkan arah kerja usai sesi pagi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025. Rapat ini berlangsung di Ruang Makan VIP Lantai 2 Gedung Balai Besar Pelatihan Manajemen & Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP), dan dihadiri oleh jajaran pengurus inti, di antaranya Wakil Ketua Umum Gizi Ony Jafar Hafsah, Wasekjen Muhammad Sirod, Ketua Bidang Gizi Diana Widiastuti, Risda Yulita, beserta beberapa pengurus lainnya, Rabu (3/12/2025).
Pertemuan ini digelar dengan tujuan merapikan tindak lanjut arahan Ketua Umum HKTI pada Rakernas, terutama menyangkut penguatan agenda gizi nasional dan penyelarasan program lintas bidang. Dengan adanya rapat kecil ini, tim berharap penyusunan langkah kerja dapat dilakukan lebih terstruktur sehingga hasil Rakernas dapat diturunkan menjadi rencana aksi nyata.
Pada sesi pembuka, para pengurus menyusun daftar isu prioritas yang akan mulai dibahas secara mendalam mulai keesokan hari. Setiap isu tidak hanya dicatat sebagai pokok bahasan, tetapi juga disertai batasan dan ruang lingkup yang jelas agar setiap diskusi berjalan terarah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh pembahasan dapat diselesaikan tepat waktu, mengingat Rakernas memiliki jadwal yang padat dan target yang harus dipenuhi.
Wakil Ketua Umum Gizi, Ony Jafar Hafsah, menekankan pentingnya konsolidasi awal guna menyamakan persepsi seluruh pengurus bidang. Menurutnya, penyelarasan visi sejak awal menjadi kunci agar keputusan yang dihasilkan tidak tumpang tindih atau berulang. Ia juga meminta setiap pengurus membawa data pendukung baik data lapangan, data survei, maupun evaluasi program sebelumnya agar diskusi teknis dapat berjalan objektif dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat.
“Dengan data yang kuat, kita bisa memperjelas kebutuhan program gizi tahun depan dan menentukan prioritas dengan lebih akurat,” ujar Ony Jafar dalam rapat tersebut.
Wasekjen Muhammad Sirod menyampaikan pentingnya penyusunan format kerja harian yang sederhana dan mudah digunakan oleh seluruh unit kerja. Format ini dimaksudkan untuk memantau perkembangan harian, mengontrol alur pekerjaan, serta memastikan setiap pengurus dapat memberikan laporan singkat namun komprehensif. Ia menegaskan bahwa efektivitas pelaporan sangat berpengaruh terhadap kelancaran koordinasi dan pengambilan keputusan.
“Kita perlu format yang tidak rumit, tetapi mampu menggambarkan progres setiap tugas secara jelas,” tegas Sirod.
Ketua Bidang Gizi, Diana Widiastuti, menekankan bahwa salah satu tugas penting yang harus segera diselesaikan adalah penyusunan rancangan pedoman operasional. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi seluruh pengurus HKTI di tingkat daerah dalam menjalankan program gizi secara seragam.
Menurut Diana, konsistensi standar sangat diperlukan agar implementasi program di lapangan tetap selaras dengan kebijakan pusat, menghindari perbedaan pendekatan yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan hasil program antarwilayah.
Salah satu poin yang turut mengemuka dalam rapat tersebut adalah usulan dari Risda Yulita mengenai pentingnya integrasi data lintas bidang. Integrasi ini dianggap krusial untuk menentukan wilayah prioritas secara lebih presisi, terutama dalam program-program yang membutuhkan dukungan lintas sektor seperti penguatan gizi keluarga petani, edukasi pangan sehat, hingga intervensi gizi berbasis komoditas lokal.
Usulan tersebut diterima sebagai salah satu agenda utama yang akan dibahas secara mendalam oleh tim kecil dalam pertemuan lanjutan.
Selain penyusunan agenda, rapat juga menyepakati perlunya verifikasi awal terhadap rencana program jangka pendek. Verifikasi ini meliputi:
pengecekan kesiapan sumber daya manusia (SDM),
pendataan kebutuhan teknis,
identifikasi potensi hambatan di lapangan,
analisis kebutuhan koordinasi dengan bidang terkait.
Hasil verifikasi ini nantinya akan dibawa ke forum rapat besar untuk ditetapkan sebagai rekomendasi resmi Bidang Gizi HKTI.
Rapat yang berlangsung produktif selama lebih dari satu jam tersebut ditutup dengan penyusunan jadwal kerja yang akan mulai dijalankan pada pagi hari berikutnya. Setiap pengurus menerima tugas yang telah disesuaikan dengan kapasitas, pengalaman, dan bidang tanggung jawab masing-masing.
Tim menargetkan seluruh rumusan awal, termasuk draft pedoman, daftar isu prioritas, dan format kerja harian, dapat selesai sebelum rangkaian Rakernas ditutup secara resmi. Dengan demikian, Bidang Gizi HKTI berharap dapat melangkah cepat dalam menyusun program strategis gizi nasional tahun 2025.
(Emed Tarmedi)

