BANJARNEGARA, TANIFAKTUAL.COM — Upaya penguatan gizi nasional kembali mendapat dorongan signifikan melalui kolaborasi lintas sektor di Banjarnegara, Jawa Tengah. Dalam kunjungan dua hari efektif pada 18–19 Oktober 2025, berbagai pihak berkumpul untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan komunitas lokal dalam mewujudkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Plus yang berlandaskan nilai kolaborasi, konservasi, edukasi, pemberdayaan, serta lingkungan lestari dan mandiri, Minggu (19/10/25).

Kegiatan yang turut dihadiri Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronika Tan, serta para akademisi dan praktisi lintas disiplin ini menjadi ajang pembelajaran bersama tentang pentingnya membangun ekosistem kolaboratif untuk ketahanan gizi dan pelestarian lingkungan.
Hadir pula sejumlah tokoh penting seperti mantan Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Prof. Imam Prasodjo, Prof. Ali dari Universitas Mataram, perwakilan manajemen PT PLN/Indonesia Power, tenaga ahli utama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Mario Vieira, serta perwakilan PT Krakatau Steel.
Dalam kunjungan tersebut, dilakukan penguatan kerja sama antara Badan Gizi Nasional (BGN) dengan Yayasan Serayu Network Indonesia, yang telah lebih dari satu dekade menginisiasi good practices pemberdayaan masyarakat di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau MBG Plus, yakni program gizi terintegrasi yang tidak hanya fokus pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga pada aspek preventif-promotif serta edukasi berbasis ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Knowledge, Skills, Attitude).
“Kita tidak memulai dari nol, karena Yayasan Serayu Network telah membuktikan keberhasilan pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan hidup. MBG Plus hadir memperkuatnya dengan sinergi multidisiplin untuk hasil yang lebih berkelanjutan,” ujar Mario Vieira, Tenaga Ahli Utama Kepala BGN.
Program ini menempatkan kelompok 3B (Bumil, Busui, dan Balita) sebagai sasaran utama, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan periode emas di mana 80% perkembangan otak manusia terjadi. Sementara 20% sisanya, di masa pendidikan usia dini hingga remaja, difokuskan untuk penguatan fisik dan karakter.
Sebagai bagian dari inovasi program, PT Krakatau Steel juga berkontribusi dalam pembangunan pendopo atau aula modular di samping dapur gizi (SPPG) yang dirancang BGN. Fasilitas ini akan digunakan sebagai ruang interaksi dan edukasi bagi orang tua, keluarga, dan komunitas lokal, termasuk pelatihan gizi seimbang serta pemberdayaan perempuan dan anak.
Banjarnegara yang merupakan bagian dari Kadipaten Banyumas tanah kelahiran tokoh bangsa seperti Margono Djojohadikusumo (pendiri Bank BNI) dan Prof. Soemitro Djojohadikusumo (begawan ekonomi Indonesia) menjadi simbol penting bagi gerakan sosial-ekologis baru ini. Melalui semangat Learning to Know, Learning to Do, Learning to Be, and Learning to Live Together, inisiatif ini menjadi ruang belajar bersama tentang arti kolaborasi sejati untuk keberlanjutan bangsa.
“Kerja bareng dan setara ini bukan sekadar membawa nama lembaga, tetapi menjadi gerakan sosial-ekologis yang mendorong perubahan nyata bagi masyarakat sekitar DAS Serayu yang tengah menghadapi tantangan besar, seperti kerusakan hutan di hulu dan sedimentasi Waduk Jenderal Sudirman,” tambah Mario Vieira.
Kegiatan yang berlangsung hangat ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara ilmu pengetahuan, budaya, dan lingkungan dapat menciptakan solusi konkret dalam membangun bangsa yang lebih sehat, lestari, dan mandiri.
(Emed Tarmedi)

