Kasus Bolu Basi di Karawang, Program MBG Kembali Dikecam karena Lalai Pengawasan

KARAWANG, TANIFAKTUAL.COM – Dugaan kasus makanan bergizi (MBG) basi kembali mencuat di Kabupaten Karawang. Kejadian terbaru terjadi di SDN Sukamakmur 3, Kecamatan Telukjambe Timur, pada Jumat (31/10), di mana sejumlah siswa dilaporkan menerima bolu kukus berjamur dan berbau tidak sedap dalam paket program Makanan Bergizi (MBG) yang dibagikan untuk peserta didik sekolah dasar.

Kepala Sekolah SDN Sukamakmur 3, Sri Sulastri, membenarkan kejadian tersebut.

“Iya, benar ada bolu yang berjamur, sekitar 10 anak yang menerima. Sudah kami laporkan ke pengelola, dan pihak penyedia langsung menarik serta menggantinya dengan biskuit kemasan,”ujarnya, Senin (3/11).

Ketua Korwilcambidik Telukjambe Timur, Neneng, juga mengonfirmasi laporan tersebut.

“Baru dapat laporan dari kepala sekolah dan sudah ditindaklanjuti ke SPPG-nya,” katanya singkat.

Namun, langkah penggantian menu dari bolu ke biskuit ini justru menimbulkan pertanyaan baru. Pasalnya, Badan Gizi Nasional (BGN) baru saja menegaskan bahwa menu MBG tidak boleh berisi snack atau produk pabrikan seperti biskuit.

Dalam pernyataannya di Jakarta (28/10), Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menyebutkan bahwa praktik mengganti menu MBG dengan snack ringan bertentangan dengan pedoman penyelenggaraan program nasional tersebut.

“Sudah tidak boleh. Nanti tidak boleh lagi pakai bahan mentah atau produk pabrikan,” tegas Nanik.

Menurutnya, menu MBG harus berisi makanan siap santap dengan komposisi gizi seimbang, seperti sumber karbohidrat, protein hewani, sayur, dan buah, bukan makanan pabrikan yang minim nilai gizi.

Peristiwa di SDN Sukamakmur 3 menambah deretan kasus serupa di Karawang. Sebelumnya, dugaan makanan MBG basi juga sebelumnya terjadi di SDN Palumbonsari 3, Kecamatan Karawang Timur, namun belum ada tindakan tegas terhadap pihak penyedia makanan.

Publik menilai kejadian berulang ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan dan kontrol mutu program MBG di tingkat daerah. Video temuan bolu berjamur bahkan telah beredar luas di media sosial dan menuai kecaman masyarakat.

Masyarakat kini menantikan langkah tegas Dinas pihak terkait dalam menindak penyedia makanan MBG yang lalai, sekaligus memastikan seluruh menu sesuai pedoman BGN.

Program Makanan Bergizi (MBG) seharusnya menjadi benteng utama dalam mencegah stunting dan meningkatkan asupan gizi anak sekolah, bukan justru menjadi sorotan karena kelalaian dan pelanggaran standar.

(Red)

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya

NASIONAL

Berita Pilihan

Kunjungi Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Pemerintahan

Berita Populer